Matahari yang bersinar cerah begitu hangat menembus celah-celah dedaunan pohon mangga. Suasana tenang dengan angin silir-semilir menemani dodolipret yaitu Mimin, Nunik, Doyok, dan Tukiman mereka sedang duduk temenung menikmati senja mentari dibawah pohon mangga di kampung bengek
Tiba-tiba Tukiman bertanya "Inyong ingin bertanya kepada kalian, siapa penemu kaca spion?" Hening...Mungkin mereka ngerasain keganjilan dari pertanyaan Tukiman yang bermuka so unyu dan ijut dari Jawa itu. "Tidak ada yang menjawab?" Ujar Tukiman. "Emm, Elmer Berger panginten tuk!" Ujar Mimin. Tono menggelengkan kepalanya "Udu-udu senes, lah apa iku Ember pager bireng!" "Capek deh! Thomas Alfa Edison?" Tebak Nunik "Nehi-nehi" jawab Tukiman. "Terus siapa dong?" Tanya Doyok. Tukiman nyibirin bibirnya. "Kepo banget! Mau tau, anda penasaran? Kalau aku sih ndak! Hahahaa eheheh, ngawur semua, sebenarnya istilah kaca spion ditemukan secara tidak sengaja oleh orang Indonesia yang bernama Yono. Percaya ndak?". Tanya Tukiman. "Ya nggak percaya lah" serempak mereka berkata. "Kalian aja ndak percaya apalagi inyong hahahaa" Lalu Tukiman mengatur nafasnya. "Dikisahken dalam sejarah tak bernama, saat itu Yono sedang menjadi kernet sebuah truk, saat itu sopir hendak memarkirkan truknya. Merasa butuh bantuan untuk melihat kondisi di belakang truk, maka sopir itu bertanya. Sepi, Yon? Yono pun menjawab Sepi, Pak. Hingga pertanyaan sopir itu terjadi terulang-ulang Sepi, Yon? Sepi? Yon? Sepi Yon? Dan sejak itu kaca yang selalu di pasang dipinggir kendaraan itu dinamakan spion" Jelas Tukiman panjang kali lebar kali tinggi buat dahi nehi-nehi.
Tiba-tiba dari kejauhan terlihat sesuatu yang melambai-lambai. Pohon kena angin kah? Bukan! Lalu apa? Centong terbang? Gak mungkin keles. Terlihat sosok makhluk dengan bentuk seperti manusia Jreng...jreng...jreng...Dia melambai-lambai dari kejauhan. Dan dengan sepontan kita melambai balik, beberapa saat kemudian orang itu mendekat dan mengajak bersalaman, kita semua dengan polosnya menyambut salaman itu, setelah bersalaman orang itu pun pergi. Ngiles gitu aja hii, keanehanpun terjadi.
"Bentar-bentar, itu tadi sodaramu bukan Tuk?" Tanya Nunik. "Lah inyong kira itu temanmu, Nik". "Kamu kenal nggak min?" Tanya Doyok. "Aku kira kalian pada kenal, terus ngapain pada salaman?" Tanya Mimin. Nunik termenung sejenak "Apa yang memasuki pikiran mereka? Bingung sama otak tiga dodolipret ini sengkle kali ya, tapi aku ikut melambai balik bersalaman juga berarti sama-sama sengkle dong Jaahhhh". "Wey, Nunik lah nangapa koe ngelamun, kelebon jin iprit mereun ya hahahaa" Ujar Tukiman. Dan sekelebat bayangan muncul didepan kita "Wah tuh orang yang tadi kok bawa hp mainan yang bunyinya gukgukguk gukguk, meongmeong" Setelah hasil musyawarah para sesepuh dodolipret ternyata dia adalah tetangga Tukiman yang baru saja keluar dari RumahSakit Jiwa yang bernama Eha :D
Note B: Think smart, think again dan jangan pernah melambai pada orang yang tidak kita kenal apalagi sampe bersalaman.
Kata-kata mutiara: Jangan pernah engkau merasa minder dan bodoh karena masih banyak orang yang lebih bodoh dari anda!
TAMAT
0 Komentar untuk "Senja Dibawah Pohon Mangga"